Luka diantara Gelak Tawa
Perempuan itu berjalan mendekati jendela kaca apartemen miliknya.
Jarum jam dijam tangan miliknya menunjukkan pukul 00:00. Pandangannya
menerawang ke arah langit malam yang gemerlap dipenuhi kembang api
warna-warni. Matanya terlihat sayu. Ia menangis lagi malam ini.
Malam
tahun baru. Bagi kebanyakan orang, malam tahun baru adalah malam yang
istimewa. Dimana malam itu posisi bintang digantikan oleh ribuan kembang
api warna-warni yang membumbung tinggi di udara dengan riang. Malam
yang penuh dengan kemeriahan serta gelak tawa. Bukan dipenuhi isak
tangis sepertinya.
Dania namanya. Ia sangat membenci malam tahun
baru semenjak lima tahun silam. Baginya, malam tahun baru seperti
melemparkannya ke dalam bingkai masa lalu yang menyakitkan, menggores
lukanya lebih lebar. Tahun baru yang selalu dipenuhi kenangan pahit
namun terpecikkan kerinduan yang tak membekas...
***
Lima tahun yang lalu...
Dania
duduk dibangku kelas 12 IPA dan bersekolah di SMA elite se-kota
Jakarta. Hidupnya sangat mendekati kesempurnaan. Ia cantik, pintar,
berasal dari keturunan bangsawan, berprestasi dan disenangi banyak
orang. Ia hampir memiliki segalanya yang ia inginkan, kecuali satu,
pujaan hatinya. Ia sudah lama mengagumi Reza, salah satu alumni dari
sekolahnya yang usianya terpaut lebih tua setahun darinya. Setelah lulus
dari sekolah itu, Reza mengabdikan dirinya untuk menjadi pembina dalam
klub karate. Jadi, banyak sekali peluang bagi Dania untuk bertemu dengan
Reza meskipun ia tidak bergabung dalam klub karate. Ia masih dapat
menemukan Reza berada disekolahnya.
Waktu terus bergulir semakin
cepat. Dania masih belum berhasil mencairkan kebekuan hati Reza.
Usahanya selama ini belum kunjung menjemput keberhasilan. Sepertinya,
Reza belum dapat melihat kehadirannya. Hingga akhirnya, Karin--sahabat
Dania yang kebetulan bergabung dalam klub karate-- memutuskan untuk
turun tangan.
Selang beberapa minggu kemudian, usaha Karin untuk
membantu Dania mulai terlihat. Obrolan singkat yang terjadi biasanya
kini berubah menjadi obrolan panjang lebar. Bahkan, sesekali Reza
menawarkan Dania untuk pulang dengannya. Nama Reza pun semakin sering
menghiasi kertas-kertas puisinya.
Hingga akhirnya, apa yang
diharapkan Dania selama ini pun terwujud. Reza menyatakan cinta padanya.
Di depan kelasnya, sebelum ia pulang sekolah, kebekuan hati Reza
mencair. Ia meminta Dania untuk menjadi 'pacarnya' . Dania pun tidak
memiliki alasan untuk menolaknya.
***
Hari demi hari
berjalan begitu menyenangkan. Coretan tangan Dania semakin banyak
mengenai perasannya terhadap Reza. Itu tidak membuat prestasi Dania
disekolah menurun, justru membuat Dania semakin bersinar disekolahnya.
Reza telah menumpahkan warna-warni dalam kanvas kehidupan Dania.
***
Lima hari sebelum perayaan malam tahun baru...
" Rin, lo mau tahun baruan dimana?" Tanya Dania dikelas, setelah jam sekolah usai.
" Ehm.. ada acara sama keluarga gue. Biasalah, ngumpul-ngumpul gitu. Lo sendiri?"
" Nggak tahu, nih. Orangtua gue lagi di Malaysia, jadi gue nggak bisa tahun baruan sama mereka deh."
" Kak Reza?"
" Nggak tahu, belum kelihatan tanda-tanda tentang tahun baru dari dia."
" Santai aja, masih lama kok. Eh, gue pulang duluan, ya? Lo pulang sama Kak Reza, kan?"
Dania mengangguk diiringi kepergian Karin.
***
Malam kedua sebelum perayaan tahun baru...
Sebuah pesan singkat dari Reza diterima Dania diponselnya.
Dania ...
Malam tahun baru nanti, kamu ada acara apa?
Aku
harap, kamu kosong acara karena aku mau ngajak kamu ke sebuah tempat.
Jangan khawatir, aku nggak akan berbuat macam-macam sama kamu lagipula
tempat itu ramai kok. Aku pengen ngasih sesuatu ke kamu dimalam tahun
baru nanti. Jadi, aku mohon ya kamu bersedia datang. :-)
Dania tersenyum senang. Apakah ia punya alasan untuk menolak?
***
Malam
yang dinantikan tiba. Reza menjemput Dania pukul 21.00. Reza mengajak
Dania keliling kota Jakarta hingga waktu jatuh tepat pukul 23:40. Reza
mengajak Dania ke taman yang cukup ramai. Lalu Reza menarik Dania untuk
mendekati kolam air mancur yang berada ditaman tersebut.
Dania
terperangah mendapati sebuah lukisan besar yang terlukis jelas dirinya
dengan balutan seragam putih abu-abunya.Dan disamping lukisan tersebut,
terdapat meja makan yang diatasnya terdapat dua piring makanan dan dua
gelas minuman lengkap dengan lilin sebagai penghias.
"Ini.. untuk siapa?" Dania bertanya dengan polos.
"Kamu, Dania. Kita." Jawab Reza.
"Kamu yang nyiapin ini semua? Cuma untuk ngerayain tahun baru?"
Reza mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Thanks banget, ya!" Dania terlihat sangat gembira.
Mereka
pun bersantap ria dan tak lama kemudian waktu menunjukkan pukul 00:00.
Bunyi riuh kembang api menghentak bumi. Langit terlihat begitu indah.
Warna-warni. Dania menikmati perayaan malam tahun baru yang indah itu.
Setelah keadaan mulai sepi, Reza memberikan Dania sebuah hadiah yang
cukup besar, terbalut kertas kado berwarna merah muda.
"Buka kadonya nanti aja ya dirumah!" Pesan Reza sebelum mereka meninggalkan taman.
***
Sesampainya
dirumah, karena tidak sabar, Dania segera membuka kado pemberian Reza.
Ia penasaran, apakah isi kado itu seindah perayaan malam tahun baru yang
dipersembahkan Reza untuknya? Dan akhirnya terjawablah rasa
penasarannya..
Sebuah boneka lumba-lumba berukuran sedang. Senyum
Dania berhenti ketika melihat sebuah kertas tergulung rapi yang diikat
dengan pita merah. Perlahan jemarinya pun membuka gulungan kertas itu
dan mulai membacanya.
Teruntuk Dania yang berhati baik...
Senang rasanya dapat mengenalmu. Bahkan, dapat merayakan malam tahun baru bersamamu, Dania.
Mungkin
jahat rasanya kalau aku yang membuat kamu tersenyum bahagia dan aku
pula yang merebut kebahagiaan kamu itu kembali. Tapi, itu adalah cara
aku untuk melihat senyum 'terakhirmu karena aku' untuk yang terakhir
kalinya.
Dania, apakah selama ini kamu merasa ada yang janggal dengan hubungan kita? Mungkin tidak.
Mungkin kamu terlalu terbawa rasa bahagia kamu hingga kamu nggak sadar apa yang sebenarnya telah terjadi.
Dania,
sebenarnya aku tahu kamu mempunyai perasaan yang berbeda terhadapku
sudah lama. Barangkali terdengar 'geer' tapi aku bisa melihat dari cara
kamu bicara sama aku dan hal-hal lainnya yang kamu lakukan untuk dekat
sama aku. Jauh sebelum Karin bicara sama aku.
Karin?
Ya,
Karin. Ia adalah alasanku untuk membalas perasaan kamu. Karin bilang
sama aku, kalau kamu suka sama aku dari lama. Ia ingin aku membalas
perasaan kamu. Awalnya, aku nolak karena 'aku sedikit pun nggak cinta
sama kamu' . Tapi, Karin keukuh dan maksa aku. Dia nggak mau ngeliat
kamu terus menerus berharap. Lalu aku berusaha untuk jelasin ke dia
kalau sebenarnya aku jatuh cinta sama orang lain, bukan kamu. Ketika dia
nanya siapa perempuan yang aku suka, aku bilang itu adalah DIA.
Maafkan aku, Dania..
Aku
benar-benar jatuh cinta sama Karin. Setelah permintaannya aku turuti
dan dia tahu yang sebenarnya tentang perasaan aku ke dia, dia menjauh
dari aku. Bahkan, diklub pun ia terlihat dingin. Tapi biarlah,
permintaannya tetap aku jalankan.
Sekarang, aku
telah membuat keputusan dan aku harap setelah ini kamu jangan pernah
mengungkit masalah ini dengan Karin. Dia sahabat yang baik untuk kamu,
dia rela melakukan apapun demi kebahagiaan kamu. Tetaplah menjadi
sahabatnya.
Dania, hubungan kita cukup sampai disini
ya. Aku nggak mau memaksa hatiku terlalu lama untuk bersandiwara depan
kamu. Aku ingin mengakhiri segalanya. Tetaplah menjadi Dania yang selalu
bersinar. Aku harap, keputusanku ini dapat menjadi yang terbaik untuk
kamu, untukku dan untuk... Karin.
-Reza-
Semenjak
itu, Reza benar-benar menghilang tanpa jejak dari hidupnya. Ia tidak
lagi hadir disekolah untuk membimbing klub karate. Dania pun terlihat
berubah. Ia menjadi sedikit pendiam, namun prestasinya tetap cemerlang
seperti biasanya. Dania tetap menjaga popularitas dan
prestasinya.Persahabatannya dengan Karin pun merenggang, terlebih Dania
memilih untuk menyibukkan diri dengan dunia tulis-menulis.
Reza
tidak pernah kembali. Namun, kenangannya selalu membayangi setiap
langkah Dania. Kenangannya selalu menyayat hati. Meski dihadapkan dengan
puluhan lelaki yang jauh lebih baik dari Reza, ia memilih untuk tetap
sendiri dan menghapus kesedihannya dengan karir yang menjanjikan dimasa
depan. Cinta, luka dan rindu kini bersemayam didalam hatinya...
01 Januari 2014