Satu Tempat dan Masih Satu Cerita

07.45 0 Comments A+ a-

Ini kisah masa lalu, saat sang belia masih mengenakan seragam putih abu-abu.
Ini kisah cinta sederhana milik remaja masa lalu, yang masih malu-malu mencari sosok bayangan yang setiap hari dirindukan.
Hati selalu menyediakan satu ruang istimewa untuk apa yang memang seharusnya ada. Jatuh cinta gaya remaja SMA sekalipun yang mereka seringkali katakan 'cinta monyet'.
Kisah cinta yang diterka akan berakhir mengambang di bangku SMA ternyata salah. Sang belia yang berniat ingin menghapus segala rasa yang masih tersimpan rapi dihatinya pun batal. Cintanya yang ingin ia hanguskan justru semakin berkobar dahsyat.
Di kampus yang sama mereka kembali dipertemukan.
Satu gedung, meski berbeda fakultas dan jurusan. Bahkan, ternyata kelas mereka pun berdekatan. Inikah rahasia takdir yang secara perlahan-lahan mulai tersingkap?

Jakarta, 01 September 2014

Senang dan Sedih

02.00 0 Comments A+ a-

Senang dan sedih itu selalu berdampingan.
Satu waktu kamu merasakan berbahagia, lalu beberapa saat kemudian kamu akan merasakan dikecewakan.
Kebahagiaan takkan selamanya utuh milikmu, karena percayalah, takdir akan merenggutnya dan menggantikannya dengan rasa sedih dan kekecewaan. Seterusnya seperti itu.

Adilkah takdir terhadapku?

Tolong jangan tanyakan dan kamu ragukan lagi akan keadilan. Kamu tidak akan mengerti, apa alasan Tuhan merancang semua ini sampai sedemikian rupa. Tidak ada kebahagiaan yang abadi. Tidak ada kisah yang selalu berakhir 'happy ending' layaknya dongeng masa lalu. Bahkan, seluruh isi dunia pun pasti tahu, bagaimana kisah cinta Nabi Muhammad saw. dan Sayyidah Khodijah pun tidak berakhir bahagia juga, karena mereka harus terpisahkan oleh kematian. Sejatinya, senang dan sedih itu memang satu paket yang Tuhan persembahkan untuk semua hamba-Nya.
Tidak dapat dinafikan, semua manusia pasti mendambakan kebahagiaan yang abadi. Dimana kamu dapat terus bersama orang-orang yang kamu cintai dengan segala mimpi yang telah kamu raih. Bahagia dan terus bahagia, tanpa ada lagi rasa sakit dan kecewa yang bertamu.
Duhai..
Sekali lagi kamu harus memahami, kebahagiaan yang abadi itu takkan pernah ada. Karena dimana ada senang, disitu pastilah ada sedih. Dimana ada bahagia, disitu telah menunggu peran si kecewa. Satu-satunya obat untuk menjadikan segalanya baik-baik saja adalah, bersyukur dan berusaha menikmatinya. Dan pastilah, kamu tetap dapat bertahan sesulit apapun situasinya.




Aku yang sedang belajar menikmati rasa kecewa.

Diburu Takdir

07.36 0 Comments A+ a-

lagi lagi aku harus mengalah pada kenyataan yang tak pernah ku inginkan.
sejauh apapun aku menghindar, tidak akan pernah bisa. karena garis ketetapan-Nya seolah tak pernah ingin berhenti mengejarku.
lelah?
ya, tentu saja.
tapi aku tidak ingin menyerah begitu saja. aku tahu, aku masih punya banyak harapan untuk melawan. dan aku yakin aku bisa.
aku mengalah bukan karena ingin menyerah, tapi aku mengalah untuk mencoba mencari jalan lain yang lebih baik.
tuhan itu Maha Pemurah, dia tidak akan membiarkan hambanya yang senantiasa berusaha akhirnya kalah. tidak akan.
tarik napaslah sejenak, setelah itu kau harus berkelana lagi menyelamatkan misi-misimu!

Adik Kecilku Kuat

09.57 0 Comments A+ a-

Usianya terpaut jauh lebih muda dariku, sekitar 6 atau 7 tahun.
Tetapi, ketegaran hatinya patut diacungi jempol. Ia tegar sekali, bahkan ketegarannya berhasil membuatku meneteskan air mata begitu deras. Ia benar benar adik kecilku yang kuat.
Aku pernah mengalami hal serupa, ketika aku harus kehilangan orang yang sangat aku cintai dalam hidupku -mama. Sama sepertinya, saat itu usiaku sekitar 5 atau 6 tahun. Masih sangat kecil untuk merasakan hidup tanpa kasih sayang seorang ibu. Namun, aku sebagai manusia, hamba yang lemah, dapat berbuat apa? Takdir kuasa-Nya tak dapat ku tolak. 
Aku sempat berpikir, betapa malangnya aku. Tidak mempunyai ibu yang setia hadir ketika ada acara atau pun rapat disekolah seperti teman-temanku yang lainnya. Jujur saja, aku iri. Aku pikir, hanya aku perempuan bernasib malang yang ditinggal mati oleh ibunya dan hidup hanya diasuh oleh ayah kandungnya. Tetapi, saat ini, aku mengerti. Bahwasanya ada orang lain yang hidupnya jauh lebih malang dariku, namun ia dapat tetap kuat, bahkan tersenyum menahan kepedihan yang luar biasa.

Hari ini, ia sah menjadi seorang yatim-piatu. 

Aku melihat luka yang begitu mendalam pada aura wajahnya. Namun, adik kecilku itu berusaha untuk biasa-biasa saja. Ia adik kecilku yang kuat. Calon pemimpin yang hebat. Ia tegar begitu dihadapkan oleh nisan ayahnya -yang meninggal karena menderita penyakit kanker lidah. Padahal, baru beberapa tahun yang lalu ia kehilangan ibunya yang meninggal karena penyakit jantung. Sungguh, luar biasa hebatnya ketegaran adik kecilku.
Ia tidak menangis, justru aku yang menangis. Ya, aku menangis karena terharu. Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya adik kecilku akan hidup menjadi seorang yatim-piatu seperti apa yang pernah dialami Rasulullah dahulu. Tangisku pun semakin deras ketika aku dapati adik kecilku itu berusaha untuk tetap ceria seperti biasanya. Tidak menangis. Ia tidak menangis bukan karena tidak mengerti tentang kematian, tidak. Ia anak yang cerdas, ia pasti tahu. Tetapi, ia tidak ingin semua orang melihat secara nyata kesedihannya. Ia ingin tetap tegar dihadapan semua orang.

Adik kecilku, jangan bersedih! 
Kau tidak sendiri, ada kami disini yang sangat menyayangimu. 
Berdoalah untuk ayah dan ibumu agar mereka tenang di alam sana.





Jakarta, 5 Juni 2014

Inti Sebuah Perbedaan

09.54 0 Comments A+ a-

Ada hal yang kita inginkan dan ada pula hal yang begitu kita takutkan.
Ada hal yang kita sukai dan ada pula hal yang kita benci.

Itulah hidup.
Selalu ada hal yang bertolak belakang, berbeda. Bukan untuk sebuah perpecahan, justru perbedaan itulah yang menyatukan. Alasan untuk adanya sebuah keanekaragaman yang indah.
Bayangkan, bila di dunia ini hanya ada satu warna, yaitu hitam. Kita tidak akan pernah mengenal indahnya pelangi, tidak akan ada lagi taman yang indah dengan bunga-bunga yang beraneka warna. Kita hanya akan mengenal hitam dan gelap. Membosankan.
Tuhan memiliki alasan mengapa menciptakan begitu banyak hal yang saling bertolak belakang, yaitu sebuah keindahan yang saling melengkapi.
Itulah inti dari sebuah perbedaan yang sebenar-benarnya.
Perbedaan tercipta untuk saling melengkapi.

Terpenjara Kebisuan

07.12 0 Comments A+ a-

Siang. Di rumah sakit.



"Jleg" 

Terdengar suara pintu kamar rumah sakit terbuka. Aku yang saat itu sedang membaca Al-Qur'an disamping ranjang pasien segera menyingkir, memberi jalan pada serombongan keluarga yang baru saja datang. Nenek berada dibarisan paling depan dengan wajah paniknya. Aku tidak sempat menyalami mereka satu persatu karena kondisi yang tidak memungkinkan. Rombongan keluarga itu panik semua.

Aku mundur beberapa langkah. Menjauhi ranjang pasien yang sedang terbaring koma itu dengan Al-Qur'an tetap berada dipelukanku. Memandangi mereka dengan hati iba. Terdengar suara Nenek yang mulai terisak.

Aku menghela napas dan tidak sengaja menoleh ke seorang lelaki berjarak agak jauh dibelakangku. Lelaki yang memakai baju berwarna sama dengan baju yang sedang aku kenakan. Aku terperangah ketika menangkap basah bola matanya sedang menatapku tajam. Wajah khas dinginnya. Tatapan tajamnya...

Mendadak aku menjadi salah tingkah. Bukan faktor geer atau apa, tapi karena aku merasa jengah ditatapnya seperti itu. Seakan-akan aku terlihat aneh dimatanya. Hei, kenapa? Apa yang salah dariku? Bukankah ini kali pertamanya kita bertemu setelah bertahun-tahun kita tidak bertemu? Bukankah seharusnya kita melepas rindu? Ya, rindu dalam makna yang luas bukan sempit seperti anggapan orang banyak.

Aku segera melangkahkan kakiku keluar dari ruangan. Aku duduk disalah satu bangku koridor yang tersedia disana. Tidak lama kemudian, lelaki itu juga keluar. Ia melewatiku begitu saja lalu mengambil posisi cukup jauh dari tempat dudukku. Ia berdiri membelakangiku.

Ia terlihat acuh dengan keadaan sekitar, bahkan kepadaku yang pernah mempunyai masa lalu dengannya. Aku yang pernah menghabiskan hampir sebagian masa kecilku dengannya. Terbesit hasrat untuk sekadar menyapanya. Tapi aku takut. Aku takut bila responnya sedingin pandangannya terhadapku. Aku menelan kembali niatku itu.



10 menit. 15 menit.

Lama kami tenggelam dalam kebisuan. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Aku hanya dapat memandangi punggungnya. Mengubur segala rasa penasaranku akan sikap misteriusnya. Hingga akhirnya waktu yang mematikan keadaan bodoh itu. Ia pulang dengan rombongan keluarga itu!

Aku menjerit dalam hati. Menyesali kebodohanku yang tidak mencoba untuk mencairkan keadaan. Bukankah selama ini aku bisa dengan mudah bersosialisasi dilingkungan asing? Tetapi mengapa sekarang sulit? Bukankah dulu ia pernah melewati suka dan duka bersamaku? Ah, kini rasa penasaran itu masih berdemo di otakku. Menjejali dengan ribuan pertanyaan yang sulit untuk ku jawab. Lelaki itu berhasil membangkitkan rasa penasaranku tanpa mengizinkanku untuk menemukan jawabannya. Meninggalkanku tersiksa dengan rasa penasaran itu...

Penjaga Hati

23.24 0 Comments A+ a-

Rengkuhlah aku dalam cinta sucimu
Peluklah aku dengan kelembutan kasihmu
Buailah aku dengan puisi cintamu
Dan tuntunlah aku menuju duniamu
Maka aku akan menjadi bidadari yang setia menjaga hatimu..

Masih ngestalk mantan??

21.59 0 Comments A+ a-

Terkadang, seseorang yang masih cinta sama mantannya itu akan berani berbuat apa aja supaya bisa tetap nge-stalk mantannya.
Well, mungkin sebenarnya kita berupaya untuk lupa, berusaha biar nggak kepo dengan kehidupannya lagi, tapi tanpa sadar, akan tergerak dengan sendirinya kebodohan utnuk kepo dengan sang mantan.Padahal, tahu,kan, nge-stalk mantan itu bisa bikin hati makin mengkerut alias sakit hati??
Aku pun terkadang seperti itu..
Dan alhasil, galau sendiri jadinya. Sebenarnya, aku nggak mau kayak gitu lagi--kepo dan ngestalk--si mantan segala, secara gak sadar aja kayak gitu .. Kalo dipikir pikir, bodoh banget, ya?
Kenapa coba mencari yang hanya bisa bikin sakit hati??
Lupakan? Bukan.
Hanya perlu membiasakan hati bahwa ia bukan milik kita lagi.
Relakan , sepenuhnya ia telah memiliki kehidupan sendiri :-)

Manusia Abu-abu

21.09 0 Comments A+ a-

Ia ..
Sosok yang sangat sulit ditebak.
Sosok yang tidak pernah dapat diduga-duga tiap gerak-geriknya.
Bahkan, hampir 6 tahun kami saling mengenal, ternyata aku baru sadar bahwa aku tidak pernah dapat menafsirkan sikapnya.
Ia terlalu abstrak bagiku.
Ia memang misterius, wajahnya selalu terlihat dingin pada siapapun. Dan tidak jarang, perempuan yang takut mendekatinya padahal ia adalah lelaki yang cukup tampan.
Namun, tidak bagiku.
Mengenalnya adalah suatu cerita yang menarik.
Dan aku tidak pernah menyesal telah mengenalnya dan menjadikannya salah satu peran utama dalam naskah kehidupanku.
Mungkin, aku harus lebih belajar memahaminya agar aku dapat menjadi penerjemah yang baik bagi sikapnya yang sangat sulit ditebak ..

Luka diantara Gelak Tawa

21.05 0 Comments A+ a-

Perempuan itu berjalan mendekati jendela kaca apartemen miliknya. Jarum jam dijam tangan miliknya menunjukkan pukul 00:00. Pandangannya menerawang ke arah langit malam yang gemerlap dipenuhi kembang api warna-warni. Matanya terlihat sayu. Ia menangis lagi malam ini.
Malam tahun baru. Bagi kebanyakan orang, malam tahun baru adalah malam yang istimewa. Dimana malam itu posisi bintang digantikan oleh ribuan kembang api warna-warni yang membumbung tinggi di udara dengan riang. Malam yang penuh dengan kemeriahan serta gelak tawa. Bukan dipenuhi isak tangis sepertinya.
Dania namanya. Ia sangat membenci malam tahun baru semenjak lima tahun silam. Baginya, malam tahun baru seperti melemparkannya ke dalam bingkai masa lalu yang menyakitkan, menggores lukanya lebih lebar. Tahun baru yang selalu dipenuhi kenangan pahit namun terpecikkan kerinduan yang tak membekas...
***
Lima tahun yang lalu...

Dania duduk dibangku kelas 12 IPA dan bersekolah di SMA elite se-kota Jakarta. Hidupnya sangat mendekati kesempurnaan. Ia cantik, pintar, berasal dari keturunan bangsawan, berprestasi dan disenangi banyak orang. Ia hampir memiliki segalanya yang ia inginkan, kecuali satu, pujaan hatinya. Ia sudah lama mengagumi Reza, salah satu alumni dari sekolahnya yang usianya terpaut lebih tua setahun darinya. Setelah lulus dari sekolah itu, Reza mengabdikan dirinya untuk menjadi pembina dalam klub karate. Jadi, banyak sekali peluang bagi Dania untuk bertemu dengan Reza meskipun ia tidak bergabung dalam klub karate. Ia masih dapat menemukan Reza berada disekolahnya.
Waktu terus bergulir semakin cepat. Dania masih belum berhasil mencairkan kebekuan hati Reza. Usahanya selama ini belum kunjung menjemput keberhasilan. Sepertinya, Reza belum dapat melihat kehadirannya. Hingga akhirnya, Karin--sahabat Dania yang kebetulan bergabung dalam klub karate-- memutuskan untuk turun tangan.

Selang beberapa minggu kemudian, usaha Karin untuk membantu Dania mulai terlihat. Obrolan singkat yang terjadi biasanya kini berubah menjadi obrolan panjang lebar. Bahkan, sesekali Reza menawarkan Dania untuk pulang dengannya. Nama Reza pun semakin sering menghiasi kertas-kertas puisinya.
Hingga akhirnya, apa yang diharapkan Dania selama ini pun terwujud. Reza menyatakan cinta padanya. Di depan kelasnya, sebelum ia pulang sekolah, kebekuan hati Reza mencair. Ia meminta Dania untuk menjadi 'pacarnya' . Dania pun tidak memiliki alasan untuk menolaknya.
***
Hari demi hari berjalan begitu menyenangkan. Coretan tangan Dania semakin banyak mengenai perasannya terhadap Reza. Itu tidak membuat prestasi Dania disekolah menurun, justru membuat Dania semakin bersinar disekolahnya. Reza telah menumpahkan warna-warni dalam kanvas kehidupan Dania.
***
Lima hari sebelum perayaan malam tahun baru...

" Rin, lo mau tahun baruan dimana?" Tanya Dania dikelas, setelah jam sekolah usai.
" Ehm.. ada acara sama keluarga gue. Biasalah, ngumpul-ngumpul gitu. Lo sendiri?"
" Nggak tahu, nih. Orangtua gue lagi di Malaysia, jadi gue nggak bisa tahun baruan sama mereka deh."
" Kak Reza?"
" Nggak tahu, belum kelihatan tanda-tanda tentang tahun baru dari dia."
" Santai aja, masih lama kok. Eh, gue pulang duluan, ya? Lo pulang sama Kak Reza, kan?"
Dania mengangguk diiringi kepergian Karin.
***
Malam kedua sebelum perayaan tahun baru...

Sebuah pesan singkat dari Reza diterima Dania diponselnya.

Dania ...
Malam tahun baru nanti, kamu ada acara apa?
Aku harap, kamu kosong acara karena aku mau ngajak kamu ke sebuah tempat. Jangan khawatir, aku nggak akan berbuat macam-macam sama kamu lagipula tempat itu ramai kok. Aku pengen ngasih sesuatu ke kamu dimalam tahun baru nanti. Jadi, aku mohon ya kamu bersedia datang. :-)

Dania tersenyum senang. Apakah ia punya alasan untuk menolak?
***
Malam yang dinantikan tiba. Reza menjemput Dania pukul 21.00. Reza mengajak Dania keliling kota Jakarta hingga waktu jatuh tepat pukul 23:40. Reza mengajak Dania ke taman yang cukup ramai. Lalu Reza menarik Dania untuk mendekati kolam air mancur yang berada ditaman tersebut.
Dania terperangah mendapati sebuah lukisan besar yang terlukis jelas dirinya dengan balutan seragam putih abu-abunya.Dan disamping lukisan tersebut, terdapat meja makan yang diatasnya terdapat dua piring makanan dan dua gelas minuman lengkap dengan lilin sebagai penghias.
"Ini.. untuk siapa?" Dania bertanya dengan polos.
"Kamu, Dania. Kita." Jawab Reza.
"Kamu yang nyiapin ini semua? Cuma untuk ngerayain tahun baru?"
Reza mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Thanks banget, ya!" Dania terlihat sangat gembira.
Mereka pun bersantap ria dan tak lama kemudian waktu menunjukkan pukul 00:00. Bunyi riuh kembang api menghentak bumi. Langit terlihat begitu indah. Warna-warni. Dania menikmati perayaan malam tahun baru yang indah itu. Setelah keadaan mulai sepi, Reza memberikan Dania sebuah hadiah yang cukup besar, terbalut kertas kado berwarna merah muda.
"Buka kadonya nanti aja ya dirumah!" Pesan Reza sebelum mereka meninggalkan taman.
***
Sesampainya dirumah, karena tidak sabar, Dania segera membuka kado pemberian Reza. Ia penasaran, apakah isi kado itu seindah perayaan malam tahun baru yang dipersembahkan Reza untuknya? Dan akhirnya terjawablah rasa penasarannya..
Sebuah boneka lumba-lumba berukuran sedang. Senyum Dania berhenti ketika melihat sebuah kertas tergulung rapi yang diikat dengan pita merah. Perlahan jemarinya pun membuka gulungan kertas itu dan mulai membacanya.

Teruntuk Dania yang berhati baik...
Senang rasanya dapat mengenalmu. Bahkan, dapat merayakan malam tahun baru bersamamu, Dania.
Mungkin jahat rasanya kalau aku yang membuat kamu tersenyum bahagia dan aku pula yang merebut kebahagiaan kamu itu kembali. Tapi, itu adalah cara aku untuk melihat senyum 'terakhirmu karena aku' untuk yang terakhir kalinya.
Dania, apakah selama ini kamu merasa ada yang janggal dengan hubungan kita? Mungkin tidak.
Mungkin kamu terlalu terbawa rasa bahagia kamu hingga kamu nggak sadar apa yang sebenarnya telah terjadi.
Dania, sebenarnya aku tahu kamu mempunyai perasaan yang berbeda terhadapku sudah lama. Barangkali terdengar 'geer' tapi aku bisa melihat dari cara kamu bicara sama aku dan hal-hal lainnya yang kamu lakukan untuk dekat sama aku. Jauh sebelum Karin bicara sama aku.
Karin?
Ya, Karin. Ia adalah alasanku untuk membalas perasaan kamu. Karin bilang sama aku, kalau kamu suka sama aku dari lama. Ia ingin aku membalas perasaan kamu. Awalnya, aku nolak karena 'aku sedikit pun nggak cinta sama kamu' . Tapi, Karin keukuh dan maksa aku. Dia nggak mau ngeliat kamu terus menerus berharap. Lalu aku berusaha untuk jelasin ke dia kalau sebenarnya aku jatuh cinta sama orang lain, bukan kamu. Ketika dia nanya siapa perempuan yang aku suka, aku bilang itu adalah DIA.
Maafkan aku, Dania..
Aku benar-benar jatuh cinta sama Karin. Setelah permintaannya aku turuti dan dia tahu yang sebenarnya tentang perasaan aku ke dia, dia menjauh dari aku. Bahkan, diklub pun ia terlihat dingin. Tapi biarlah, permintaannya tetap aku jalankan.
Sekarang, aku telah membuat keputusan dan aku harap setelah ini kamu jangan pernah mengungkit masalah ini dengan Karin. Dia sahabat yang baik untuk kamu, dia rela melakukan apapun demi kebahagiaan kamu. Tetaplah menjadi sahabatnya.
Dania, hubungan kita cukup sampai disini ya. Aku nggak mau memaksa hatiku terlalu lama untuk bersandiwara depan kamu. Aku ingin mengakhiri segalanya. Tetaplah menjadi Dania yang selalu bersinar. Aku harap, keputusanku ini dapat menjadi yang terbaik untuk kamu, untukku dan untuk... Karin.

-Reza-

Semenjak itu, Reza benar-benar menghilang tanpa jejak dari hidupnya. Ia tidak lagi hadir disekolah untuk membimbing klub karate. Dania pun terlihat berubah. Ia menjadi sedikit pendiam, namun prestasinya tetap cemerlang seperti biasanya. Dania tetap menjaga popularitas dan prestasinya.Persahabatannya dengan Karin pun merenggang, terlebih Dania memilih untuk menyibukkan diri dengan dunia tulis-menulis.
Reza tidak pernah kembali. Namun, kenangannya selalu membayangi setiap langkah Dania. Kenangannya selalu menyayat hati. Meski dihadapkan dengan puluhan lelaki yang jauh lebih baik dari Reza, ia memilih untuk tetap sendiri dan menghapus kesedihannya dengan karir yang menjanjikan dimasa depan. Cinta, luka dan rindu kini bersemayam didalam hatinya...



01 Januari 2014