Masih ngestalk mantan??

21.59 0 Comments A+ a-

Terkadang, seseorang yang masih cinta sama mantannya itu akan berani berbuat apa aja supaya bisa tetap nge-stalk mantannya.
Well, mungkin sebenarnya kita berupaya untuk lupa, berusaha biar nggak kepo dengan kehidupannya lagi, tapi tanpa sadar, akan tergerak dengan sendirinya kebodohan utnuk kepo dengan sang mantan.Padahal, tahu,kan, nge-stalk mantan itu bisa bikin hati makin mengkerut alias sakit hati??
Aku pun terkadang seperti itu..
Dan alhasil, galau sendiri jadinya. Sebenarnya, aku nggak mau kayak gitu lagi--kepo dan ngestalk--si mantan segala, secara gak sadar aja kayak gitu .. Kalo dipikir pikir, bodoh banget, ya?
Kenapa coba mencari yang hanya bisa bikin sakit hati??
Lupakan? Bukan.
Hanya perlu membiasakan hati bahwa ia bukan milik kita lagi.
Relakan , sepenuhnya ia telah memiliki kehidupan sendiri :-)

Manusia Abu-abu

21.09 0 Comments A+ a-

Ia ..
Sosok yang sangat sulit ditebak.
Sosok yang tidak pernah dapat diduga-duga tiap gerak-geriknya.
Bahkan, hampir 6 tahun kami saling mengenal, ternyata aku baru sadar bahwa aku tidak pernah dapat menafsirkan sikapnya.
Ia terlalu abstrak bagiku.
Ia memang misterius, wajahnya selalu terlihat dingin pada siapapun. Dan tidak jarang, perempuan yang takut mendekatinya padahal ia adalah lelaki yang cukup tampan.
Namun, tidak bagiku.
Mengenalnya adalah suatu cerita yang menarik.
Dan aku tidak pernah menyesal telah mengenalnya dan menjadikannya salah satu peran utama dalam naskah kehidupanku.
Mungkin, aku harus lebih belajar memahaminya agar aku dapat menjadi penerjemah yang baik bagi sikapnya yang sangat sulit ditebak ..

Luka diantara Gelak Tawa

21.05 0 Comments A+ a-

Perempuan itu berjalan mendekati jendela kaca apartemen miliknya. Jarum jam dijam tangan miliknya menunjukkan pukul 00:00. Pandangannya menerawang ke arah langit malam yang gemerlap dipenuhi kembang api warna-warni. Matanya terlihat sayu. Ia menangis lagi malam ini.
Malam tahun baru. Bagi kebanyakan orang, malam tahun baru adalah malam yang istimewa. Dimana malam itu posisi bintang digantikan oleh ribuan kembang api warna-warni yang membumbung tinggi di udara dengan riang. Malam yang penuh dengan kemeriahan serta gelak tawa. Bukan dipenuhi isak tangis sepertinya.
Dania namanya. Ia sangat membenci malam tahun baru semenjak lima tahun silam. Baginya, malam tahun baru seperti melemparkannya ke dalam bingkai masa lalu yang menyakitkan, menggores lukanya lebih lebar. Tahun baru yang selalu dipenuhi kenangan pahit namun terpecikkan kerinduan yang tak membekas...
***
Lima tahun yang lalu...

Dania duduk dibangku kelas 12 IPA dan bersekolah di SMA elite se-kota Jakarta. Hidupnya sangat mendekati kesempurnaan. Ia cantik, pintar, berasal dari keturunan bangsawan, berprestasi dan disenangi banyak orang. Ia hampir memiliki segalanya yang ia inginkan, kecuali satu, pujaan hatinya. Ia sudah lama mengagumi Reza, salah satu alumni dari sekolahnya yang usianya terpaut lebih tua setahun darinya. Setelah lulus dari sekolah itu, Reza mengabdikan dirinya untuk menjadi pembina dalam klub karate. Jadi, banyak sekali peluang bagi Dania untuk bertemu dengan Reza meskipun ia tidak bergabung dalam klub karate. Ia masih dapat menemukan Reza berada disekolahnya.
Waktu terus bergulir semakin cepat. Dania masih belum berhasil mencairkan kebekuan hati Reza. Usahanya selama ini belum kunjung menjemput keberhasilan. Sepertinya, Reza belum dapat melihat kehadirannya. Hingga akhirnya, Karin--sahabat Dania yang kebetulan bergabung dalam klub karate-- memutuskan untuk turun tangan.

Selang beberapa minggu kemudian, usaha Karin untuk membantu Dania mulai terlihat. Obrolan singkat yang terjadi biasanya kini berubah menjadi obrolan panjang lebar. Bahkan, sesekali Reza menawarkan Dania untuk pulang dengannya. Nama Reza pun semakin sering menghiasi kertas-kertas puisinya.
Hingga akhirnya, apa yang diharapkan Dania selama ini pun terwujud. Reza menyatakan cinta padanya. Di depan kelasnya, sebelum ia pulang sekolah, kebekuan hati Reza mencair. Ia meminta Dania untuk menjadi 'pacarnya' . Dania pun tidak memiliki alasan untuk menolaknya.
***
Hari demi hari berjalan begitu menyenangkan. Coretan tangan Dania semakin banyak mengenai perasannya terhadap Reza. Itu tidak membuat prestasi Dania disekolah menurun, justru membuat Dania semakin bersinar disekolahnya. Reza telah menumpahkan warna-warni dalam kanvas kehidupan Dania.
***
Lima hari sebelum perayaan malam tahun baru...

" Rin, lo mau tahun baruan dimana?" Tanya Dania dikelas, setelah jam sekolah usai.
" Ehm.. ada acara sama keluarga gue. Biasalah, ngumpul-ngumpul gitu. Lo sendiri?"
" Nggak tahu, nih. Orangtua gue lagi di Malaysia, jadi gue nggak bisa tahun baruan sama mereka deh."
" Kak Reza?"
" Nggak tahu, belum kelihatan tanda-tanda tentang tahun baru dari dia."
" Santai aja, masih lama kok. Eh, gue pulang duluan, ya? Lo pulang sama Kak Reza, kan?"
Dania mengangguk diiringi kepergian Karin.
***
Malam kedua sebelum perayaan tahun baru...

Sebuah pesan singkat dari Reza diterima Dania diponselnya.

Dania ...
Malam tahun baru nanti, kamu ada acara apa?
Aku harap, kamu kosong acara karena aku mau ngajak kamu ke sebuah tempat. Jangan khawatir, aku nggak akan berbuat macam-macam sama kamu lagipula tempat itu ramai kok. Aku pengen ngasih sesuatu ke kamu dimalam tahun baru nanti. Jadi, aku mohon ya kamu bersedia datang. :-)

Dania tersenyum senang. Apakah ia punya alasan untuk menolak?
***
Malam yang dinantikan tiba. Reza menjemput Dania pukul 21.00. Reza mengajak Dania keliling kota Jakarta hingga waktu jatuh tepat pukul 23:40. Reza mengajak Dania ke taman yang cukup ramai. Lalu Reza menarik Dania untuk mendekati kolam air mancur yang berada ditaman tersebut.
Dania terperangah mendapati sebuah lukisan besar yang terlukis jelas dirinya dengan balutan seragam putih abu-abunya.Dan disamping lukisan tersebut, terdapat meja makan yang diatasnya terdapat dua piring makanan dan dua gelas minuman lengkap dengan lilin sebagai penghias.
"Ini.. untuk siapa?" Dania bertanya dengan polos.
"Kamu, Dania. Kita." Jawab Reza.
"Kamu yang nyiapin ini semua? Cuma untuk ngerayain tahun baru?"
Reza mengangguk sambil tersenyum kecil.
"Thanks banget, ya!" Dania terlihat sangat gembira.
Mereka pun bersantap ria dan tak lama kemudian waktu menunjukkan pukul 00:00. Bunyi riuh kembang api menghentak bumi. Langit terlihat begitu indah. Warna-warni. Dania menikmati perayaan malam tahun baru yang indah itu. Setelah keadaan mulai sepi, Reza memberikan Dania sebuah hadiah yang cukup besar, terbalut kertas kado berwarna merah muda.
"Buka kadonya nanti aja ya dirumah!" Pesan Reza sebelum mereka meninggalkan taman.
***
Sesampainya dirumah, karena tidak sabar, Dania segera membuka kado pemberian Reza. Ia penasaran, apakah isi kado itu seindah perayaan malam tahun baru yang dipersembahkan Reza untuknya? Dan akhirnya terjawablah rasa penasarannya..
Sebuah boneka lumba-lumba berukuran sedang. Senyum Dania berhenti ketika melihat sebuah kertas tergulung rapi yang diikat dengan pita merah. Perlahan jemarinya pun membuka gulungan kertas itu dan mulai membacanya.

Teruntuk Dania yang berhati baik...
Senang rasanya dapat mengenalmu. Bahkan, dapat merayakan malam tahun baru bersamamu, Dania.
Mungkin jahat rasanya kalau aku yang membuat kamu tersenyum bahagia dan aku pula yang merebut kebahagiaan kamu itu kembali. Tapi, itu adalah cara aku untuk melihat senyum 'terakhirmu karena aku' untuk yang terakhir kalinya.
Dania, apakah selama ini kamu merasa ada yang janggal dengan hubungan kita? Mungkin tidak.
Mungkin kamu terlalu terbawa rasa bahagia kamu hingga kamu nggak sadar apa yang sebenarnya telah terjadi.
Dania, sebenarnya aku tahu kamu mempunyai perasaan yang berbeda terhadapku sudah lama. Barangkali terdengar 'geer' tapi aku bisa melihat dari cara kamu bicara sama aku dan hal-hal lainnya yang kamu lakukan untuk dekat sama aku. Jauh sebelum Karin bicara sama aku.
Karin?
Ya, Karin. Ia adalah alasanku untuk membalas perasaan kamu. Karin bilang sama aku, kalau kamu suka sama aku dari lama. Ia ingin aku membalas perasaan kamu. Awalnya, aku nolak karena 'aku sedikit pun nggak cinta sama kamu' . Tapi, Karin keukuh dan maksa aku. Dia nggak mau ngeliat kamu terus menerus berharap. Lalu aku berusaha untuk jelasin ke dia kalau sebenarnya aku jatuh cinta sama orang lain, bukan kamu. Ketika dia nanya siapa perempuan yang aku suka, aku bilang itu adalah DIA.
Maafkan aku, Dania..
Aku benar-benar jatuh cinta sama Karin. Setelah permintaannya aku turuti dan dia tahu yang sebenarnya tentang perasaan aku ke dia, dia menjauh dari aku. Bahkan, diklub pun ia terlihat dingin. Tapi biarlah, permintaannya tetap aku jalankan.
Sekarang, aku telah membuat keputusan dan aku harap setelah ini kamu jangan pernah mengungkit masalah ini dengan Karin. Dia sahabat yang baik untuk kamu, dia rela melakukan apapun demi kebahagiaan kamu. Tetaplah menjadi sahabatnya.
Dania, hubungan kita cukup sampai disini ya. Aku nggak mau memaksa hatiku terlalu lama untuk bersandiwara depan kamu. Aku ingin mengakhiri segalanya. Tetaplah menjadi Dania yang selalu bersinar. Aku harap, keputusanku ini dapat menjadi yang terbaik untuk kamu, untukku dan untuk... Karin.

-Reza-

Semenjak itu, Reza benar-benar menghilang tanpa jejak dari hidupnya. Ia tidak lagi hadir disekolah untuk membimbing klub karate. Dania pun terlihat berubah. Ia menjadi sedikit pendiam, namun prestasinya tetap cemerlang seperti biasanya. Dania tetap menjaga popularitas dan prestasinya.Persahabatannya dengan Karin pun merenggang, terlebih Dania memilih untuk menyibukkan diri dengan dunia tulis-menulis.
Reza tidak pernah kembali. Namun, kenangannya selalu membayangi setiap langkah Dania. Kenangannya selalu menyayat hati. Meski dihadapkan dengan puluhan lelaki yang jauh lebih baik dari Reza, ia memilih untuk tetap sendiri dan menghapus kesedihannya dengan karir yang menjanjikan dimasa depan. Cinta, luka dan rindu kini bersemayam didalam hatinya...



01 Januari 2014